SIAPA tidak kenal dengan Tana Toraja. Salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang punya banyak keanekaragaman wisata. Bahkan Toraja sudah menjadi salah satu destinasi wisatawan asing.
Saya berkesempatan mekunjungi beberapa lokasi wisata di Tana Toraja pada bulan September 2017 lalu. Salah satunya yang berkesan buat saya adalah Kete Kesu, yang merupakan wisata adat yang ada di Tana Toraja.
Menurut mbah goggle, yang disadur dari Wikipedia Kete Kesu adalah suatu desa wisata di kawasan Tana Toraja yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakatnya. Nah, di dalam Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih.
Ternyata, di dalam kubur batu yang menyerupai sampan atau perahu tersebut, tersimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kubur batu diletakkan menggantung di tebing atau gua. Selain itu, di beberapa tempat juga terlihat kuburan megah milik bangsawan yang telah meninggal dunia.
Lokasi wisata adat ini terletak 4 km di bagian tenggara Rantepao. Kete Kesu juga terdiri dari padang rumput dan padi yang mengelilingi rumah adat Tana Toraja, yaitu Tongkonan. Masih kata mbah goggle, sebagian rumah adat yang terletak di desa ini diperkirakan berumur sekitar 300 tahun dan letakknya berhadapan dengan lumbung padi kecil. Tidak hanya terdiri dari 6 Tongkonan dan 12 lumbung padi, Kete Kesu juga memiliki tanah seremonial yang dihiasi oleh 20 menhir.
Jadi, belum lengkap rasanya jika pecinta traveling belum datang ke Kete Kesu yang menjadi salah satu desa adat yang ada di Toraja. Biaya masuknya hanya Rp 10.000 per orang.
Di desa ini masih berdiri banyak tongkonan asli dari jaman leluhur. Untuk kalian ketahui, tongkonan adalah rumah adat asli Toraja. Ciri khas tongkonan terlihat jelas dibentuk atap yang menyerupai perahu. Ini menjadi trademark yang selalu orang toraja gunakan hingga saat ini.
Tidak hanya itu saja, di depan tongkonan ada alang atau lumbung yang dibangun berhadapan. Ini menjadi kompas bagi masyarakat, tongkonan di utara sedangkan alang diletakkan di selatan.
Yang tak kalah uniknya adalah, begitu kita masuk ke area tongkonan, terdapat patung kepala kerbau dipajang di atas rumah. Warnanya pun bermacam-macam, ada berwarna putih, hitam dan belang atau biasa disebut bule.
Menurut sejumlah warga, lambang kepala kerbau memiliki arti kemakmuran dan kekayaan bagi masyarakat Toraja. Nah, itu juga menjadi status sosial bagi masyarakat Toraja.
Bukan hanya tongkonan, alang pun memiliki lambang ayam dan matahari di atas bangunan. Ini juga menjadi tanda kelimpahan pada lumbung.
Setiap harinya, banyak wisatawan yang berkunjung ke Kete Kesu. Tidak hanya wisatawan lokal saja, banyak punya wisatawan mancanegara berkunjung dan menikmati suasana wisata adat di tempat ini.
Untuk diketahui pula, Desa Kete Kesu merupakan kawasan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Toraja yang meliputi pemakaman adat yang dirayakan dengan meriah atau biasa disebut Rambu Solo, upacara memasuki rumah adat baru atau Rambu Tuka, serta berbagai ritual adat lainnya.
So.. apakah kalian tertarik untuk datang ke tempat ini guys..?
Comments